PORTALBANUA.COM - BANJARMASIN, KN
Belanja masyarakat relative meningkat menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 9 Kalimantan Darmansyah, mengingatkan masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) perlu mewaspadai modus-modus kejahatan di sektor jasa keuangan era digital.
“Kondisi saat ini cukup marak Social Engineering (soceng). Soceng atau rekayasa sosial merupakan modus kejahatan yang memanipulasi psikologis korban dan memanfaatkan human error untuk mendapatkan informasi pribadi yang kemudian digunakan untuk tindak kejahatan,” ucap Darmansyah, Selasa (12/12/2023) dalam pertemuan bulanan bersama jurnalis di Kota Banjarmasin.
Baca Juga: Dilantik Ketua dan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Menurutnya, modus yang biasa digunakan adalah masyarakat diberikan penawaran melalui telepon/whatsapp/SMS untuk menjadi nasabah prioritas, informasi perubahan biaya transfer bank, undian berhadiah/voucher, atau ditawarkan menjadi agen Laku Pandai.
Biasanya nasabah/masyarakat langsung tertarik dan memberikan data pribadi seperti PIN, password, kode OTP, dan data lain yang kemudian digunakan penjahat untuk membobol rekening nasabah.
“Sebagai upaya perlindungan konsumen di era digital, OJK senantiasa memberikan edukasi dan menghimbau agar masyarakat tidak mengumbar data pribadi seperti KTP/NIK, nama ibu kandung, termasuk melalui media sosial pribadi. Jika menerima penawaran yang tidak dikenal, masyarakat cek kembali melalui kontak resmi lembaga jasa keuangan,” tambahnya.
Waspada Modus Jasa Keuangan |
Baca Juga: Pasar Murah Sembako Digelar di Taher Square Banjarmasin
Darmansyah menyebutkan, ada empat ragam soceng. Masing-masing, phising, pretexting, baiting, dan sniffing.
“Phising pencurian data pribadi dengan menggunakan media palsu menyerupai media aslinya. Biasanya pelaku berupaya mendapatkan informasi nasabah dengan mengirim website palsu, pesan email, hingga menelepon lewat panggilan suara dengan mengaku pihak bank atau kepolisian,” tandasnya.
Lalu, sambungnya, Pretexting pencurian data nasabah dengan menggunakan media panggilan suara dari bank berbicara persuasif layaknya telemarketing.
Pelaku meminta agar melakukan approval terhadap transaksi, penggantian password, dan meminta kote OTP (one time password).
Baca Juga: Program TJS HSSE Berupa Awareness K3
“Ada pun Baiting, metodenya dengan menawarkan hadiah memanfaatkan form informasi pribadi yang wajib diisi ketika korban berniat melakukan klaim hadiah,” jelasnya.
Dan terakhir, sniffing, merupakan tindakan kejahatan berupa penyadapan oleh hecker untuk mencuri data dan informasi penting berupa username, password m-banking, informasi kartu kredit, password e-mail, hingga informasi penting lainnya.
“Sebagai pencegahan, nasabah dapat mengaktifkan fitur notifikasi transaksi agar saat ada aktivitas keuangan bisa terpantau lebih cepat, penggunaan two steps verification, cek melalui kontak resmi LJK, atau Kontak OJK 157,” bebernya.
Baca Juga: Pojok Baca Ombudsman di Kota Banjarmasin Diresmikan
OJK Provinsi Kalsel juga menilai sektor jasa keuangan Provinsi Kalimantan Selatan posisi Oktober 2023 terjaga stabil didukung oleh pertumbuhan di sektor perbankan, IKNB, dan pasar modal.
“Perekonomian di Kalsel.tumbuh positif pada triwulan III 2023 sebesar 4,57 persen year-on-year, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan dan Nasional yaitu masing-masing tumbuh sebesar 4,83 persen dan 4,94 persen year-on-year,” imbuhnya. (adh/tim)
Follow Portal Banua di Google News Cek Berita Lainnya
0 Komentar