Presiden RI Joko Widodo saat upacara Hari Pahlawan Nasional beberapa waktu lalu |
portalbanua.com, JAKARTA
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan menyematkan gelar pahlawan nasional ke dr Soeharto yang juga dikenal sebagai dokter pribadi Presiden pertama RI yang juga proklamator, Sukarno.
Penyematan
gelar itu akan dilakukan pada peringatan Hari Pahlawan pada 7 November
mendatang. Selain dr Soeharto, total ada lima tokoh yang akan menerima gelar
tersebut.
"Hari
ini, Bapak Presiden sesudah berdiskusi dengan kami, dengan Dewan Gelar dan
Tanda-Tanda Kehormatan, itu memutuskan tahun ini memberikan lima (gelar
pahlawan nasional) kepada tokoh-tokoh bangsa yang telah ikut berjuang
mendirikan negara Republik Indonesia," kata Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa,
dan Tanda Kehormatan Mahfud MD, dikutip dari keterangan tertulis Sekretariat
Presiden, Kamis (3/11/2022).
Mahfud menjelaskan dr. Soeharto dipilih karena berjasa berjuang
bersama Sukarno dalam mewujudkan kemerdekaan. Selain itu, dr. Soeharto juga
ikut dalam sejumlah pembangunan pascakemerdekaan.
Soeharto
disebutkan terlibat dalam pembangunan pasar swalayan syariah, Monumen Nasional,
Masjid Istiqlal, Rumah Sakit Jakarta, dan pendirian Ikatan Dokter Indonesia
(IDI).
Selain dr Soeharto, Jokowi juga akan menyematkan gelar pahlawan
nasional kepada KGPAA Paku Alam VIII. Alhmarhum merupakan Raja Paku Alam yang
menyatakan kesediaan bergabung dengan Republik Indonesia sehari setelah
kemerdekaan.
Lalu
ada pejuang Raden Rubini Natawisastra yang menjalankan peran sebagai dokter
keliling. Rubini dan istrinya wafat setelah dihukum mati oleh Jepang.
Tokoh
keempat yang menerima gelar itu adalah Salahuddin bin Talibuddin. Tokoh Maluku
Utara itu berjuang memerdekakan Indonesia selama 32 tahun. Ia pernah dibuang
oleh penjajah ke sejumlah daerah terpencil.
Satu
tokoh lainnya yang menerima gelar pahlawan nasional adalah K.H. Ahmad Sanusi
dari Jawa Barat. Ia adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
"Dari
semula ada sisi kanan ingin menjadikan negara Islam, sisi kiri menjadikan
negara sekuler, kemudian diambil jalan tengah lahirlah ideologi Pancasila
sesudah menyetujui pencoretan tujuh kata di Piagam Jakarta," ucap Mahfud. (brt/adh/tim)
0 Komentar