Mobil Listrik Yang Kian Menarik |
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-1494704808758582"
crossorigin="anonymous"></script>
portalbanua.com, JAKARTA
Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) mengatakan pada Oktober akan bertemu dengan 100 lebih calon investor asal Korea Selatan.
Ketua Umum PIKKO Rosalina Faried mengatakan pada bulan depan tepatnya 17 sampai 22 Oktober, pihaknya akan diundang dengan Asosiasi Handler Korea Selatan. Pada kesempatan itu PIKKO akan membawa 10 perusahaan yang telah dikurasi terlebih dahulu.
"Ini difasilitasi oleh pemerintahan Korea Selatan dan lokasinya di Busan. Kami akan bertemu dengan 120 perusahaan calon investor," ujar Rosalina dalam acara "Workshop Roadshow to Exhibition: Sharing Key Success, Menjadi Supplier OEM dan Memperluas Akses Pasar", pada dilansir bisnis.com, Senin (26/9/2022).
Perempuan yang akrab dipanggil Ocha ini juga mengatakan pihaknya dan IKM siap mendorong elektrifikasi yang saat ini sedang digadang -gadangkan pemerintah Indonesia.
BACA JUGA: Merasakan Taksi Online Listrik di California-Los Angeles
Ia menilai untuk komponen yang berada di mobil ataupun motor listrik hanya berbeda pada mesin, sedangkan komponen lainnya tetap sama. Sehingga IKM masih bisa berkompetisi dalam menyediakan komponen untuk mobil listrik.
Adapun, dari sisi Kementerian Perindustrian ( Kemenperin) melihat adanya lima tantangan Industri Kecil Menengah (IKM) otomotif.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin Reni Yanita mengatakan dalam pertumbuhan IKM Otomotif terhadap beberapa tantangan, mulai dari sumber daya manusia hingga permodalan.
Ia berharap, saat ini IKM otomotif harus beradaptasi dengan cepat, terlebih dengan adanya percepatan elektrifikasi kendaraan di Indonesia. Mulai dari sumber daya manusia yang dituntut untuk cepat beradaptasi dengan mesin dan teknologi terbaru. " Maka dari itu perlunya standarisasi kompetensi SDM," ujar Reni
Kompetensi SDM harus dibarengi dengan perbaikan sistem manajemen dan peningkatan budaya kerja dalam upaya peningkatan produktivitas.
BACA JUGA:KPMP Kalsel Edukasi Pemuda dan Mahasiswa Hadapi Pemilu 2024
Reni juga menambahkan, saat ini bahan baku primer banyak yang tidak dapat diakses oleh IKM, kerap kali adanya kebutuhan bahan baku yang beragam dalam kuantitas tertentu. Selain itu IKM Otomotif juga membutuhkan mesin produksi dan teknologi dalam peningkatan produktivitas maupun diversifikasi produk.
Dari sisi penjualan, IKM Otomotif juga memerlukan dukungan untuk masuk ke dalam supply chain industri besar dan pasar after sales, sehingga adanya tuntutan untuk bersaing dari sisi harga, kualitas dan kuantitas.
"Dan terakhir, adanya kebutuhan permodalan dalam
rangka investasi mesin dan peralatan. Sehingga perlunya skema permodalan yang
lebih fleksibel untuk IKM," imbuhnya. (brt/adh/tim)
0 Komentar